Minggu, 29 Desember 2013

Tugas 2 : Etika Profesi Akuntansi

KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) DI INDONESIA

Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.

Berikut adalah Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia:

Gambar 1
Roadmap Konvergensi IFRS di Indonesia




PSAK disahkan 23 Desember 2009:
a.       PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
b.      PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
c.     PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
d.      PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi
e.       PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
f.       PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi
g.    PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
h.      PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
i.        PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
j.    PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
a.       ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
b.    ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa
c.       ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
d.      ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
e.      ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:
a.      PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan
a.      Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
b.      PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang
c.     PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang bermasalah
d.      PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi
e.       Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
f.     PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing

PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:
a.       PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud
b.      PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web
c.       PSAK 23 (2010): Pendapatan
d.      PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi
e.       PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
f.       PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010
g.    ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010
a.       ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja
b.      ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya
c.       ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
d.      ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya.
e.       ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim
f.       ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010
a.       ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
b.      ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
c.       ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
d.      ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham

Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010
a.       ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan
b.    ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
c.       ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
d.     ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas Operasi
e.  ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
a.       Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b.     IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
c.    Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
d.   Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
e.      Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
f.       Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
Penyesuaian terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui penyesuaian maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu program konvergensi IFRS juga mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan membuka peluang penggalangan dana melalui pasar modal secara global, meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penyusunan laporan keuangan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan, meningkatkan komparabilitas laporan keuangan dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut adanya kesesuaian dengan IFRS.
Secara rinci manfaat adopsi IFRS adalah sebagai berikut:
a.     Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi
Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
b.      Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c.      Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global
d.      Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management
·         Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
·         Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG
·         Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG
·         Tidak ada lagi extraordinary items

          Nama : Teguh Eko Setiadi/ 26210853/ 4EB06

DAFTAR PUSTAKA

Barth, M.E.,W.R Landsman and Lang M.H (2008) International Accounting Standard and Accounting Quality. http://www.SSRN diakses tanggal 20 Februari 2011

IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Emapat

Lantto, Anna Maija. 2007. Does IFRS Improve The Usefullness Of Accounting Information in Code-Law Country. http://www. SSRN diakses pada tanggal 25 Februari 2011

Lestari, Yona Octiani. 2011. Konvergensi International Reporting Standards (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia. ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el-muhasaba/article/.../2365/pdf‎ diakses pada tanggal 26 desember 2013

Sabtu, 28 Desember 2013

Tugas 1 : Etika Profesi Akuntansi

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

                                          Nama Kelompok          Nurvita Setyaningsih
                                            Risca Damayanthi
                                            Riza Fajar Anggraeni
                                                                                Supra Andalini F.S
                                                                                Teguh Eko Setiadi
                                          Kelas                           :  4EB06
                                          Dosen                          :  Edi Pranoto


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam hal pengambilan keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah biaya relevan. Untuk mengidentifikasi biaya relevan dari berbagai alternatif bisa dilakukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang berkaitan dengan masing-masing alternatif, menghapuskan atau meniadakan biaya terbenam, mengacuhkan biaya yang sama antara alternative dan menetapkan pada data yang telah diperoleh.
Pengaplikasian biaya differensial akan ditemui dalam masalah-masalah misalnya menerima suatu pesanan khusus. Biaya differensial digunakan untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan pendapatan diiringi dengan kenaikan biaya yang sepadan.
Analisis biaya differensial ini terkait dengan pemilihan alternatif dan dimaksudkan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya, dan laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut.

Rumusan masalah
Keputusan apa yang diambil perusahaan, apakah menolak atau menerima pesanan khusus?

Batasan Masalah
Makalah ini hanya menganalisis salah satu metode differensial yaitu menerima atau menolak pesanan khusus. Contoh kasus yang kami pakai adalah contoh kasus sederhana

Tujuan Penelitian
            Untuk mengetahui apa keputusan yang diambil perusahaan, apakah menolak atau menerima pesanan khusus

Bab II
Landasan Teori


Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan perusahaan.
informasi diferensial menekankan pada laba diferensialnya, yaitu taksiran perbedaan pendapatan dan biaya dimasa yang akan datang yang dipergunakan untuk menentukan pilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok yang terdiri dari:
1.      Informasi masa yang akan datang
2.      Berbeda diantara berbagai alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Informasi akuntansi diferensial diperlukan oleh pihak manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara beberapa alternatif keputusan yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi yang akan datang.
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari :
1.    Pendapatan diferensial, bermanfaat untuk pengambilan keputusan, pendapatan diferensial adalah pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Pendapatan masa lalu atau masa yang akan datang yang tidak berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan pendapatan diferensial. Jadi, karakteristik pendapatan diferensial adalah pendapatan masa yang akan datang dan pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
2.    Aktiva diferensial, berguna memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu.
3.    Biaya diferensial, merupakan biaya yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif  tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. Jadi, karakteristik biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang dan biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
4.    Biaya yang akan datang, merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode waktu yang tercakup oleh keputusan yang akan  dibuat. Biaya masa lalu tidak diferensial untuk pembuatan keputusan, namun bermanfaat untuk meramal biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
5.    Laba diferensial, erat hubungannya dengan pengertian pendapatan diferensial
dan biaya diferensial. Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara laba pada alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada alternatif lainnya. Besarnya laba diferensial diperhitungkan

Biaya Differensial sebagai bagian Informasi Akuntansi Differensial
Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya, dari ketiga jenis informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya differensial. Terdapat berbagai konsep biaya yang dikembangkan dalam akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental cost, out of pocket cost, dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda dengan biaya differensial.
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai biaya differensial, perlu dijelaskan konsep biaya differensial dan perbedaannya dengan konsep biaya yang lain sehingga memperjelas pengertian biaya differensial.

1.      Biaya Differensial versus Biaya Relevan.
Relevan berarti berhubungan dengan sesuatu. Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan lebih tepat disebut biaya differensial, karena berhubungan dengan pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat membedakan diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi yang akan datang yang berbeda untuk alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu, istilah biaya differensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.
2.      Biaya differensial merupakan biaya Masa yang akan Datang (Future Cost) dan merupakan biaya yang berbeda.
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif yang akan dipilih pada masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan dalam pemilihan alternatif tersebut adalah biaya masa yang akan datang yaitu merupakan biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi pada periode yang akan datang yang jumlahnya harus ditaksir dan waktu terjadinya dapat diramalkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen.
Biaya differensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan.
3.      Biaya Differensial versus Biaya Variable
Biaya differensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Jika keputusan yang akan dipilih berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, biaya differensial sama dengan biaya variable, sepanjang biaya tetap tidak berubah. Dalam hal ini istilah yang sama dengan biaya differensial adalah incremental cost
4.      Biaya Differensial versus Biaya Tetap.
Dalam mengambil suatu keputusan, biaya tetap mungkin merupakan biaya differensial tetapi bisa juga tidak merupakan biaya differensial. Jika biaya tersebut bisa diikuti jejaknya dalam suatu pengambilan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dipilih, maka biaya tetap tersebut merupakan biaya differensial.
5.      Biaya Differensial versus Biaya Depresiasi
Depresiasi merupakan keputusan manajemen jangka panjang dan merupakan alokasi secara periodik atas harga pokok aktiva tetap yang dibeli pada waktu lampau. Depresiasi berhubungan dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya dipengaruhi pada saat keputusan penanaman modal diambil. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya differensial dan dapat diabaikan.
6.      Biaya Differensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost)
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan volume kegiatan dipilih.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan suatu alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya differensial. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya differensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan hanya akan sama dengan biaya differensial dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan merupakan salah satu elemen biaya differensial, namun biaya differensial tidak terbatas pada biaya tambahan saja.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan dilaksanakan atau mungkin tidak dilaksanakan oleh manajemen, biaya tambahan mungkin dapat terjadi tetapi mungkin juga tidak. Apabila alternatif yang diusulkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini disebut biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative incremental cost).
7.      Biaya Differensial versus Biaya Kesempatan (Opportunity Cost).
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya suatu alternatif tertentu. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial dalam pengambilan keputusan, tetapi biaya differensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.
8.      Biaya Differensial versus Biaya Keluar dari Kantong (Out-of-Pocket Cost)
Biaya Keluar dari Kantong adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam waktu dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek            Arti jangka pendek dalam hal ini adalah keputusan yang diambil hanya berlaku selama jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi (satu tahun) baik kegunaannya maupun pengaruhnya untuk hal tersebut. Menurut Bastian dan Nurlela (2006, 175) ada beberapa manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek yang pada umumnya dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang umumnya terdiri dari empat macam keputusan, yaitu :

1.      Menjual atau memproses lebih lanjut ( sell or process futher )
Ada kalanya manajemen puncak dihadapkan pada pemilihan menjual produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

2.      Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan   usaha departemen tertentu ( stop or continue product line )
Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksinya. Dan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensial.

3.      Menerima atau menolak pesanan khusus ( special order decision )
Penerapan analisis biaya diferensial juga dapat digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak pesanan khusus apabila kapasitas  mesin perusahaan masih terdapat kapasitas yang menganggur dan pada saat itu harga jualnya dibawah harga pokok produksi dalam hitungan biaya penuh.

4.      Membeli atau membuat sendiri ( make or buy decision )  
Dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri oleh perusahaan. Jika memang pemasok dari luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.
Oleh karena itu, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli dari luar atau memproduksi sendiri adalah penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu komponen produk yang berada dibawah biaya produksi sendiri komponen tersebut. Pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan.
Manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri keputusan membeli atau membuat sendiri dilakukan oleh manajemen dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan memproduksi berbagai produk. Tidak selamanya komponen suatu produk biasa diproduksi sendiri oleh perusahaan. Jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah dari pada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

PT.Kutu Buku adalah perusahaan yang bergerak dibidang percetakan buku yang memproduksi 1000 exemplar buku dalam satu periode. Dalam periode ini PT Kutu Buku mampu menjual hasil produksinya sebanyak 800 exemplar. Karena permintaan atas buku tersebut menurun maka perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi buku tersebut. Perusahaan menerima tawaran dari pelanggan untuk membeli sisa buku yang telah diproduksi tetapi tidak dengan harga yang ditawarkan PT Kutu Buku yaitu Rp. 60.000,- per exemplar. Pelanggan memberikan penawaran khusus yaitu Rp. 40.000,- per exemplar. Jika memakai metode full costing maka penawaran ini akan di tolak karena harga yang ditawarkan lebih kecil dari pada biaya yang ditanggung perusahaan. berikut rincian biaya yang ditanggung PT Kutu Buku :
Biaya Bahan Baku                              Rp. 20.000,- per exemplar
Biaya Tenaga Kerja Langsung            Rp.  5.000,- per exemplar
Biaya Variable                                    Rp.  5.000,- per exemplar
Biaya Tetap                                         Rp. 20.000.000 untuk memproduksi 1000 exemplar

Berikut adalah metode yang dipakai PT Kutu Buku untuk mengambil keputusan apakan penawaran pelanggan tersebut diterima atau ditolak. Metode yang digunakan adalah biaya differensial dimana perusahaan akan membandingkan laba yang akan diterima perusahaan jika penawaran tersebut ditolak atau diterima.

Ditolak
Diterima
Differensial
Penjualan
Rp. 60.000 x 800
Penjualan
Rp. 40.000 x 200

Rp. 48.000.000,-



Rp. 48.000.000,-

Rp.  8.000.000,-

Penjualan Bersih
Rp. 48.000.000,-
Rp. 56.000.000
Rp. 8.000.000
BBB
BTKL
Biaya Variable
Biaya Tetap
Rp. 16.000.000,-
Rp.  4.000.000,-
Rp.  4.000.000,-
Rp. 20.000.000,-
Rp. 20.000.000,-
Rp.   5.000.000,-
Rp.   5.000.000,-
Rp. 20.000.000,-

Total Biaya
Rp. 44.000.000,-
Rp. 50.000.000,-
Rp. 6.000.000
Laba Bersih
Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 2.000.000,-

Hasil Analisis Differensial

Dari hasil diatas menunjukan bahwa jika perusahaan menerima penawaran khusus dari pelanggan maka perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 6.000.000,- lebih besar dibandingkan jika perusahaan menolak penawaran tersebut perusahaan akan tetap memperoleh laba sebesar Rp. 4.000.000,-.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan analisis data tersebut,dapat disimpulkan bahwa apabila menerima penawaran khusus dari pelanggan,dapat menghasilkan laba sebesar Rp 6.000.000,- dengan menekankan biaya yang lebih besar dan keuntungan yang lebh besar pula,sedangkan apabila tidak menerima penawaran tersebut,perusahaan tetap akan menerima laba sebesar Rp 4.000.000,-  walau tak sebesar bila menerima penawaran khusus.
Saran

Adapun saran yang kami berikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan adalah sebaiknya manajemen PT.Kutu Buku menerapkan analisis akuntansi diferensial apabila dihadapkan dalam pengambilan keputusan menerima ata menolak penawaran khusus dari pelanggan. Mengingat laba yang akan dihasilkan lebih besar dan lebih menguntungkan,maka perusahaan lebih baik menerima penawaran khusus tersebut untuk mengantisipasi permintaan pasar yang menurun.